ANAK usia sekolah dan remaja seringkali menampilkan
gejala sedih, mudah marah, sulit tidur, menarik diri dari keluarga dan
teman, sulit konsentrasi, perburukan prestasi akademis, hingga sangat
menarik diri dari siapa saja. Kondisi ini harus segera diatasi.
Orangtua
yang baik menganjurkan anaknya membicarakan kekhawatiran mereka sejak
dini dan selalu mendengarkan dan menawarkan bantuan. Anak dapat merasa
terkucilkan, disalahpahami, dan diabaikan jika orangtua terlalu sibuk
dengan masalahnya sendiri.
Diungkapkan dr. Cecilia J. Setiawan,
SpKJ, MKes, psikiater di RS Awal Bros Tangerang, remaja terkadang
kurang dapat memahami perasaan depresi. Mereka hanya merasa tidak
berdaya. Mereka memerlukan bantuan orang dewasa yang penuh kasih sayang
dan mencurahkan cinta, serta menunjukkan pengertian padanya.
“Karena
jika tidak, kondisi ini dapat membawanya pada penyalahgunaan zat
terlarang dan kenakalan remaja,” tutur dr. Cecilia secara eksklusif
kepada Okezone, melalui pesan elektronik belum lama ini.
Dari
segi biologis, depresi sendiri disebabkan oleh ketidakseimbangan
neurotransmiter di otak. Sementara dari segi psikologis, depresi bisa
terjadi lantaran stres dalam kehidupan. Dr. Cecilia mengatakan, cara
mengatasi depresi sendiri tergantung pada beratnya gejala.
“Depresi
ringan dapat diatasi dengan psikoterapi, sedangkan depresi sedang dan
berat harus dikombinasi juga dengan obat-obatan dalam jangka waktu
tertentu,” katanya.
Namun, menurut dr. Cecilia, orangtua jelas
berperan baik sebagai pihak pemicu depresi atau sebagai pihak yang
membantu anak mengatasi depresi. “Menjadi pemicu depresi anak apabila
orangtua sering bertengkar, tidak peduli, bercerai, sering menyiksa
anak, dan sebagainya,” katanya.
Karena itulah, lanjut dr.
Cecilia, untuk membantu anak mengatasi depresinya, orangtua harus
kompak dalam hal membawa anak berkonsultasi ke tenaga profesional,
dalam hal ini psikiater.
“Tak sekadar ke psikiater saja.
Memperhatikan pengobatan yang diberikan pada anak, menciptakan suasana
rumah yang kondusif agar anak merasa sendirian, didukung, dan
dimengerti, juga mengajak anak berdiskusi mengenai masalah-masalah yang
sedang dihadapinya dan harapan-harapan yang dimilikinya,” tutupnya.
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar