Selasa, 05 Februari 2013

pentingnya peranan orang tua atasi deprasi pada anak

ANAK usia sekolah dan remaja seringkali menampilkan gejala sedih, mudah marah, sulit tidur, menarik diri dari keluarga dan teman, sulit konsentrasi, perburukan prestasi akademis, hingga sangat menarik diri dari siapa saja. Kondisi ini harus segera diatasi.

Orangtua yang baik menganjurkan anaknya membicarakan kekhawatiran mereka sejak dini dan selalu mendengarkan dan menawarkan bantuan. Anak dapat merasa terkucilkan, disalahpahami, dan diabaikan jika orangtua terlalu sibuk dengan masalahnya sendiri.

Diungkapkan dr. Cecilia J. Setiawan, SpKJ, MKes, psikiater di RS Awal Bros Tangerang, remaja terkadang kurang dapat memahami perasaan depresi. Mereka hanya merasa tidak berdaya. Mereka memerlukan bantuan orang dewasa yang penuh kasih sayang dan mencurahkan cinta, serta menunjukkan pengertian padanya.

“Karena jika tidak, kondisi ini dapat membawanya pada penyalahgunaan zat terlarang dan kenakalan remaja,” tutur dr. Cecilia secara eksklusif kepada Okezone, melalui pesan elektronik belum lama ini.

Dari segi biologis, depresi sendiri disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmiter di otak. Sementara dari segi psikologis, depresi bisa terjadi lantaran stres dalam kehidupan. Dr. Cecilia mengatakan, cara mengatasi depresi sendiri tergantung pada beratnya gejala.

“Depresi ringan dapat diatasi dengan psikoterapi, sedangkan depresi sedang dan berat harus dikombinasi juga dengan obat-obatan dalam jangka waktu tertentu,” katanya.

Namun, menurut dr. Cecilia, orangtua jelas berperan baik sebagai pihak pemicu depresi atau sebagai pihak yang membantu anak mengatasi depresi. “Menjadi pemicu depresi anak apabila orangtua sering bertengkar, tidak peduli, bercerai, sering menyiksa anak, dan sebagainya,” katanya.

Karena itulah, lanjut dr. Cecilia, untuk membantu anak mengatasi depresinya, orangtua harus kompak dalam hal membawa anak berkonsultasi ke tenaga profesional, dalam hal ini psikiater.

“Tak sekadar ke psikiater saja. Memperhatikan pengobatan yang diberikan pada anak, menciptakan suasana rumah yang kondusif agar anak merasa sendirian, didukung, dan dimengerti, juga mengajak anak berdiskusi mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan harapan-harapan yang dimilikinya,” tutupnya.

okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar